White WB-35F Camera: White WB-35F Smart Camera by Samsung. Share your best photos instantly with Family and Friends with Built-in Wi-Fi with NFC smart features, you can instantly upload your photo to social media, e-mail, and also free soft case and memory card.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZuw
mencoba terus berusaha meski orang-orang merendah kemampua kita ...yakin tetap percaya diri dengan apa yang kita miliki dan kita kerjakan,,
Senin, 29 Desember 2014
White WB-35F Camera Rp.1000.000
White WB-35F Camera: White WB-35F Smart Camera by Samsung. Share your best photos instantly with Family and Friends with Built-in Wi-Fi with NFC smart features, you can instantly upload your photo to social media, e-mail, and also free soft case and memory card.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZuw
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZuw
Court Tomato Heels kuhus buat cewe-cewe keren Rp 294.000
Court Tomato Heels: Court Tomato Heels by FairyBerry. Pretty red shoes to be pair with your sleeveless flare dress or skirt and simply clutch bag. This pretty red heels made from suede, cute heels for a casual or semi formal occasion.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZr8
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZr8
Coolpix Android S800C Camera Rp 2.953.000
Coolpix Android S800C Camera: Coolpix Android Camera S800C by Nikon. Forget about blurry image with this you can shoot every moment with 16 megapixel photos and Full HD videos, even in low light conditions, 10x optical Zoom, telephoto distance and make faraway objects appear. Wi-Fi connectivity for instant share to social media. This camera also an Android smart device with a 3.5-inch high-resolution touchscreen. That means you can do all the things that Android smartphone or tablet can do.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZqM
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZqM
Zenfone 4 Phone Rp 997.000
Zenfone 4 Phone: A400CG Zenfone 4 by Asusu, Intel Dual SIM, pearl white color, fashionable smartphone with vibrant colors. Designed to match your unique style. Capture the most mesmerizing moments of your life with this phone, clear display with gorilla glass screen, dual SIM allowing you to have one device for personal and work needs.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZjo
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZjo
Brown Casual Wallet
Brown Casual Wallet: Brown Casual Wallet, bi-fold wallet with simple design, Classic Wallet 117, wallet with a touch of stripes pattern, made from good material with brown color, one main compartment, card slots, embossed logo, cool wallet for everyday use.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZk4
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LIZk4
Sabtu, 01 November 2014
unsur desa dan komponen desa
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir
Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat ”.
Diharapkan
Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang. Desa
Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat. Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Laporan ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pontianak 30 ,Januari,
2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Provinsi
Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis
20 08’ LU serta 30 02’ LS serta di antara 1080 30’ BT dan
1140 10’ BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini
maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis
lintang 00) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula,
maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup
tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.
Dilihat
dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar keempat
di Indonesia. Pertama adalah Provinsi Papua (319.036 km2), kedua adalah
Provinsi Kalimantan Timur (204.534 km2) dan ketiga adalah Provinsi Kalimantan
Tengah (153.564 km2). Dilihat dari luas menurut kabupaten/kota, maka yang
terbesar adalah Kabupaten Ketapang (31.240,74 km2 atau 21,28 persen) kemudian
diikuti Kabupaten Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20,33 persen), dan Kabupaten
Sintang (21.635 km2 atau 14,74 persen).
Secara
umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan
sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke
Timur sepanjang “Lembah Kapuas” serta Laut Natuna/Selat Karimata.
Saat
ini, Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota
yaitu dua belas kabupaten dan dua kota. Empat belas kabupaten/kota ini terbagi
dalam 175 kecamatan yang seluruhnya terbagi lagi menjadi 1.894 desa/kelurahan.
Kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Sambas (19 kecamatan, 184 desa),
Kabupaten Bengkayang (17 kecamatan, 124 desa/kelurahan), Kab. Landak (13
kecamatan, 156 desa).
Kab.
Pontianak (9 kecamatan, 67 desa/kelurahan), Kab. Sanggau (15 kecamatan, 166
desa/kelurahan), Kab. Ketapang (20 kecamatan, 249 desa/kelurahan), Kab. Sintang
(14 kecamatan, 287 desa/kelurahan), Kab. Kapuas Hulu (25 kecamatan , 212
desa/kelurahan), Kab. Sekadau (7 kecamatan, 76 desa), Kab. Melawi (11
kecamatan, 169 desa), Kab. Kayong Utara (5 kecamatan, 43 desa), Kab. Kubu Raya
(9 kecamatan, 106 desa/kelurahan), ditambah Kota Pontianak (6 kecamatan, 29
kelurahan) dan Kota Singkawang (5 kecamatan, 26 kelurahan).
Berada
di ujung timur Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu terdapat
sebuah desa Swakarya yang terdapat di Kecamatan Bunut Hilir. Dengan pendapatan
perkapita setahun mencapai 50-100 juta pertahun. Berdasarkan unsur-unsurnya,
desa Bunut Hulu memiliki jumlah penduduk 2885 orang.
Desa
Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat, memiliki luas wiayah 2.675 km2 dengan memiliki batas wilyahnya,
sebelah utara berbatasan dengan desa Tanjung Kapuas, bagian selatannya
berbatasan Desa Nanga Tuan, bagian Timurnya berbatasan dengan Desa Nanga
Siawan, dan bagian Baratnya berbatasan dengan Desa bunut Tengah.Tata kehidupan
masyarat Desa Bunut Hulu sangat harmonis karena masih berpegang erat kepada
aturan atau norma-norma yang berlaku di kehidupan mereka, sehingga adat
istiadat atau kebiasaan sudah melekat erat di hati masyarakatnya sendiri.
Serta
sudah mulai berkembang dengan cara pola fikir yang mulai maju dengan penggunaan
teknologi dalam bidang pertanian dan perikanan serta sudah mampu mengelola alam
dengan baik. Pada tata kehidupan masyarakat sudah ada banguna yang berfungsi ,
berguna untuk masayarakat seoertisekolah, puskesmas dan sebagainya.
Dengan
bentuk topografi yang memiliki dataran rendah serta memiliki banyak sungai
sehinnga kalimantan barat banyak memiliki desa-desa yang tergolong dalam desa
swakarya. Kabupaten kapuas hulu memiliki banyak desa yang masih tertinggal
yaitu Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut hilir, termaksud kedalam desa
swakarya .
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas rumusan masalah diatas , bagaimana keadaan Desa Swakarya
di kalimantan barat tergolong Desa Swakarya?
C. Tujuan
Agar
dapat mengetahui keaadaan desa-desa di Kalimantan Barat,.khususnya desa
swakarya di Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu.
D. Manfaat
Mengetahui
keadaan Desa Swakarya di kalimantan barat terutama Desa Bunut Hulu, Kecamatan
Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Istilah
desa berasal dari bahasa India swadesi yang berarti tempat asal,
tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan
hidup dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas (Yayuk dan Mangku,
2003). Istilah desa dan perdesaan sering dikaitkan dengan
pengertian rural dan village yang dibandingkan dengan kota
(city/town) dan perkotaan (urban).
Konsep
perdesaan dan perkotaan mengacu kepada karakteristik masyarakat sedangkan desa
dan kota merujuk pada suatu satuan wilayah administrasi atau teritorial, dalam
hal ini perdesaan mencakup beberapa desa (Antonius T, 2003).
Kuntjaraningrat
(1977) mendefinisikan desa sebagai komunitas kecil yang menetap di suatu
daerah, sedangkan Bergel (1995) mendefinisikan desa sebagai setiap pemukiman
para petani. Landis menguraikan pengertian desa dalam tiga aspek; (1) analisis
statistik, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan dengan penduduk kurang
dari 2500 orang, (2) analisis sosial psikologis, desa merupakan suatu
lingkungan yang penduduknya memiliki hubungan akrab dan bersifat informal
diantara sesama warganya, dan (3) analisis ekonomi, desa didefinisikan sebagai
suatu lingkungan dengan penduduknya tergantung kepada pertanian.
Di
Indonesia penggunaan istilah tersebut digunakan dengan cara yang berbeda untuk
masing-masing daerah, seperti dusun bagi masyarakat Sumatera
Selatan, dati bagi Maluku, kuta untuk
Batak, nagari untuk Sumatera Barat, atau wanua di Minahasa.
Bagi masyarakat lain istilah desa memiliki keunikan tersendiri dan berkaitan
erat dengan mata pencahararian, norma dan adat istiadat yang berlaku.
Zakaria
(2000) menyatakan, desa adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama atau suatu
wilayah, yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan serangkaian
peraturanperaturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di bawah pimpinan desa
yang dipilih dan ditetapkan sendiri.
Definisi
ini, menegaskan bahwa desa sebagai satu unit kelembagaan pemerintahan mempunyai
kewenangan pengelolaan wilayah perdesaan. Wilayah perdesaan sendiri diartikan
sebagai wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Dalam
PP Nomor 76/ 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa dinyatakan
bahwa desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, sebagaimana dimaksud dalam
penjelasan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945. Dalam Bab 1, Ketentuan Umum,
Pasal 1, dinyatakan bahwa “Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dala sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerah kabupaten”.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desa merupakan suatu kesatuan
masyarakat yang dibangun berdasarkan sejarah, nilai-nilai, budaya, hukum dan
keistimewaan tertentu yang diakui dalam sistem kenegaraan kesatuan Republik
Indonesia yang memiliki kewenangan untuk mengatur, mengorganisir dan menetapkan
kebutuhan masyarakatnya secara mandiri.
B. Unsur
Desa
Desa memiliki tiga
unsur utama sebagai berikut:
1.
Daerah ( wilayah ), berfungsi antara lain sebagai permukiman, pekarangan,
persawahan, dan tegalan.
2. Penduduk
, berkaitan dengan kuantitas, ( jumlah kepadatan dan pertumbuhan ) dan kualitas
( mata pencaharian, pendidikan dan kesehatan).
3.
Tata kehidupan, berkaitan dengan kebiasaan, aturan, adat istiadat, dan tata
pergaulan.
C. Komponen
Desa
Desa
merupakan suatu subsistem dari keseluruhan yang lebih luas yang dinamakan
negara.Desa sebagai suatu sistem memiliki komponen baik fisik, manusia, dan
kelembagaan sosial.
Muhammad (1995) secara
rinci menguraikan komponen desa sebagai berikut:
1. Sumber
daya pertanian dan lingkungan hidup
Perdesaan
memiliki sumber daya pertanian dan lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan
dan perekonomian masyarakat. Desa memiliki peran ganda sebagai penopang
interaksi sosial dan peningkatan kesejahteraan, juga sebagai penyeimbang
ekosistem lingkungan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia.
2. Perekonomian
wilayah perdesaan
Kegiatan
ekonomi perdesaan menyangkut kebutuhan pasar di luar daerah berupa komoditi
primer dan sekunder. Keterkaitan pola produksi mendorong integrasi kuat
desa dengan wilayah lainnya.
3. Kelembagaan
sosial
Kegiatan
perekonomian di perdesaan ditandai dengan eratnya hubungan petani, pedagang,
peternak, penyebaran inovasi, pengelolaan sarana produksi pertanian lokal dan
transportasi.
4. Sumber
daya manusia
Kualitas
sumber daya manusia di wilayah perdesaan menjadi subjek atau pelaku utama yang
menggerakkan roda perekonomian dan perubahan dalam jangka panjang. Sebagian
besar mengendalikan sektor pertanian dan sangat terpengaruh dengan perubahan
kebijakan yang berskala nasional, regional dan global.
5. Sarana
dan prasarana fisik
Disamping
aktivitas sosial dan kelembagaan, desa ditunjang pula oleh ketersediaan sarana
dan prasarana fisik untuk mendukung percepatan pembangunan dan perekonomian
masyarakat serta untuk meningkatkan hubungan dan jaringan antara satu desa
dengan desa lainnya.
D. Karakteristik
Masyarakat Desa
Dalam
beberapa kajian dibedakan antara masyarakat kota (urban community) dan desa
(rural community) berdasarkan letak geografis, kebiasaan dankarakteristik keduanya.
Menurut Roucek dan
Warren (1962) masyarakat desa memiliki karakteristik sebagai berikut;
1. peranankelompok
primer sangat besar.
2. faktor
geografis sangat menentukan pembentukan kelompok masyarakat.
3. hubungan
lebih bersifat intim dan awet; (4) struktur masyarakatbersifat homogen.
4. tingkat
mobilitas sosial rendah.
5. keluarga
lebih ditekankan kepada fungsinya sebagai unit ekonomi.
6. proporsi
jumlah anak cukup besar dalam struktur kependudukan.
Sorokin
dan Zimerman dalam T.L Smith dan P.E Zop (1970) mengemukakan sejumlah faktor
yang menjadi dasar dalam menentukan karakteristik desa dan kota, yaitu; mata
pencaharian, ukuran komunitas, tingkat kepadatan penduduk, lingkungan,
diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, interaksi sosial dam solidaritas
sosial.
Secara
psikologis masyarakat desa cenderung memiliki sifat konservatif dan
ortodoks,fatalis dan suka curiga terhadap orang luar. Namun demikian,
masyarakat desa dapat bersikap hemat, cermat dan menghormati orang lain yang terkadang
sulit ditemukan di perkotaan. Beberapa ciri khas yang membedakan antara
penduduk desa dengan kota diantaranya;
a) Kehidupan
dan mata pencaharian di desa sangat erat hubungannya dengan alam.
b)
Pada umumnya anggota keluarga mengambil peran dalam kegiatan bertani dengan
tingkat keterlibatan yang berbeda-beda.
c) Masyarakat desa
sangat terikat dengan lingkungan dan nilai-nilai yang dianutnya.
d)
Terbangunnya kekerabatan yang sangat kuat, pola kehidupan keluarga dan
masyarakat yang saling ketergantungan, sehingga berkembang nilai-nilai gotong
royong, kerjasama, perasaan sepenanggungan dan tolong menolong.
e)
Corak feodalisme masih nampak meskipun dalam perkembangannya mulai berkurang.
f)
Hidup di desa banyak berkaitan dengan tradisi, nilai, norma adat yang telah
berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya,
sehingga masyarakat desa cenderung di cap “statis”.
g) Keterbukaan
dan keterlibatan yang sangat erat dengan permasalahan rohani atau keagamaan
sangat kental.
h)Terkadang
untuk sebagian masyarakat sangat meyakini nilai-nilai atau kepercayaan yang
bersifat mistis sehingga kurang menerima hal-hal yang bersifat rasional dan
kurang kritis.
i)
Karena kondisi alam atau kepadatan penduduk dengan beban tanggungan keluarga
besar, sementara sempitnya lahan pekerjaan bagi masyarakat mengakibatkan
kemiskinan dan kemelaratan sehingga mendorong sikap apatis.
E. Tipologi Desa
Tipologi
desa dapat dilihat dari beberapa aspek dominan seperti mata pencaharian dan
pola interaksi sosial yang terbangun. Dari mata pencaharian pokok dapat
ditentukan tipe desa beserta karakteristik dasarnya. Namun, akibat perkembangan
teknologi dan informasi serta semakin kuatnya hubungan antara desa dengan kota,
pembabakan tersebut sangat sulit diterapkan secara langsung. Meski demikian,
ada beberapa tipologi yang masih dapat digunakan. Berdasarkan mata
pencahariannya desa dibagi sebagai berikut;
1.Desa
pertanian terdiri dari desa pertanian berlahan basah dan kering, desa
perkebunan yang dikelola oleh masyarakat sebagai pemilik dan swasta, serta desa
nelayan (tambak, perikanan darat, pantai dan laut).
2.Desa
peternakan, dimana mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya
peternakan. Dalam kenyataannya hingga saat ini sangat sulit dijumpai desa yang
homogen, meski ada mata pencaharian lain namun beternak menjadi mata
pencaharian utamanya.
3. Desa
industri. Tipologi ini dibagi dalam dua macam;
a)
desa industri yang memproduksi alat pertanian secara tradisional maupun modern
dengan sistem upah sesuai dengan“manajemen” masing-masing.
b) desa
industri yang memproduksi barang kerajinan, sepertiperabot rumah tangga terbuat
dari kayu jati, rotan, dan bahan konveksi.
Berdasarkan
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 1972 tentang Pelaksanaan
Klasifikasi dan Tipologi Desa di Indonesia digolongkan dalam tiga tingkatan
yakni, desa swadaya, desa swakarsa dan desa swasembada.
1.Desa
swadaya merupakan desa yang paling terbelakang dengan budaya kehidupan
tradisional dan sangat terikat dengan adat istiadat. Desa ini biasanya memiliki
tingkat kesejahteraan yang sangat rendah, sarana dan prasarana minim serta
sangat tergantung pada alam. Secara umum ciri-ciri desa swadaya sebagai
berikut;
a)
Lebih dari 50% penduduk bermata pencaharian di sektor primer (berburu,
menangkap ikan dan bercocok tanam secara tradisional).
b) Produksi
desa sangat rendah di bawah 50 juta rupiah per tahun.
c) Adat
istiadat masih mengikat kuat.
d) Pendidikan
dan keterampilan rendah, kurang dari 30% yang lulus sekolah dasar.
e) Prasarana
masih sangat kurang.
f) Kelembagaan
formal maupun informal kurang berfungsi dengan baik.
g) Swadaya
masyarakat masih sangat rendah sehingga kerapkali pembangunan desa menunggu
instruksi dari atas.
2.
Desa swakarsa merupakan desa yang mengalami perkembangan lebih maju
dibandingkan desa swadaya. Desa ini telah memiliki landasan lebih kuat dan
berkembang lebih baik serta lebih kosmopolit. Desa swakarsa penduduknya mulai
melakukan peralihan mata pencaharian dari sektor primer ke sektor lain. Secara
umum ciri-ciri desa swakarsa sebagai berikut;
a)
Mata pencaharian penduduk mulai bergeser dari sektor primer ke industri,
penduduk desa mulai menerapkan teknologi pada usaha taninya, kerajinan dan
sektor sekunder mulai berkembang.
b) Produksi desa
masih pada tingkat sedang, yaitu 50-100 juta rupiah setiap tahun.
c) Kelembagan
formal dan informal mulai berkembang, ada 4-6 lembaga yang hidup.
d)
Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingkat sedang 30-60% telah
lulus SD bahkan ada beberapa yang telah lulus sekolah lanjutan. Fasilitas dan
prasarana mulai ada meski tidak lengkap, paling tidak ada 4-6 sarana umum yang
tersedia di masyarakat.
e)
Swadaya masyarakat dan gotong royong dalam pembangunan desa mulai tampak meski
tidak sepenuhnya.
3.
Desa swasembada merupakan desa yang memiliki kemandirian lebih tinggi dalam
segala bidang terkait dengan aspek sosial dan ekonomi. Desa swasembada mulai
berkembang dan maju dangan petani yang tidak terikat dengan adat istiadat atau
pola tradisional. Prasarana dan sarana yang lebih lengkap dengan perekonomian
lebih mengarah pada industri barang dan jasa. Sektor primer dan sekunder lebih
berkembang. Ciri-ciri desa swasembada sebagai berikut;
a)
Mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor jasa dan perdagangan atau
lebih dari 55% penduduk bekerja di sektor tertier.
b)
Produksi desa tinggi dengan penghasilan usaha di atas 100 juta rupiah setiap
tahun.
c)
Adat istiadat tidak mengikat lagi meskipun sebagian masyarakat masih
menggunakannya.
d) Kelembagaan
formal dan informal telah berjalan sesuai fungsinya dan telah ada 7-9 lembaga
yang hidup.
e)
Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingkat 60% telah lulus SD,
sekolah lanjutan bahkan ada beberapa yang telah lulus perguruan tinggi.
f) Fasilitas
dan prasarana mulai lengkap dan baik
g)
Penduduk sudah memiliki inisiatif sendiri melalui swadaya dan gotong royong
dalam pembangunan desa.
F. Pola
Persebaran Pemukiman Desa
Pola
persebaran desa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain letak, keadaan
iklim, kesuburan tanah, tata air, keadaan ekonomi.
Sehubungan
dengan kondisi geografis yang tidak sama pada setiap kawasan, bentuk pola desa
pun berbeda-beda. Pola persebaran desa yang banyak dijumpai di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Pola Memanjang
(linier).
a.
Mengikuti jalan. Pola desa yang terdapat di sebelah kiri dan kanan jalan raya
atau jalan umum. Pola ini banyak terdapat di dataran rendah.
b.
Mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk sungai,
umumnya terdapat di daerah pedalaman.
c.
Mengikuti rel kereta api. Pola ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera
karena penduduknya mendekati fasilitas transportasi.
d.
Mengikuti pantai. Pada umumnya, pola desa seperti ini merupakan desa nelayan
yang terletak di kawasan pantai yang landai.
Maksud
dari pola memanjang atau linier adalah untuk mendekati prasarana transportasi
seperti jalan dan sungai sehingga memudahkan untuk bepergian ke tempat lain
jika ada keperluan. Di samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan
jasa.
2. Pola Desa
Menyebar.
Pola
desa ini umumnya terdapat di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang
berelief kasar. Pemukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan
menyebar.
3. Pola Desa Tersebar
Pola
desa ini merupakan pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata.
Pola desa seperti ini terdapat di daerah karet atau daerah berkapur. Keadaan
topografinya sangat buruk.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Penduduk
Penduduk
adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Desa
Bunut Hulu memiliki jumlah penduduk 2885 jiwa, komposisi penduduk Desa Bunut
Hulu berdasar kan umur dan jenis kelamin pada tahun 2010.
1. Komposisi
penduduk menurut umur
Kelompok
Umur
|
Penduduk
Jenis kelamin
|
||
Laki-laki
|
perempuan
|
||
0-5
|
250
|
132
|
|
6-10
|
100
|
115
|
|
11-15
|
200
|
145
|
|
16-20
|
220
|
105
|
|
20-25
|
110
|
220
|
|
26-30
|
100
|
110
|
|
31-35
|
105
|
100
|
|
36-40
|
145
|
50
|
|
41-45
|
115
|
100
|
|
50-60
|
132
|
100
|
|
60-65
|
50
|
51
|
|
65 keatas
|
50
|
50
|
|
Jumlah
|
1577
|
1278
|
|
Total
|
2885
|
Data dari kecamatan
bunut hilir dan desa bunut hulu.
Data pemukiman yang ada
di desa bunut hulu kecamatan bunut hilir.
Pemukiman
|
Jumlah
|
Rumah
|
1500
|
Sekolah
|
4
|
Masjid
|
1
|
Surau
|
2
|
Pustu
|
1
|
Jumlah
|
1508
|
Data dari pemukiman desa bunut hulu.
Ratio beban
ketergantungan
x 100
Desa Bunut Hulu
mempunyai data penduduk unur 0-14 tahun sebanyak 942 jiwa, 15- 64 tahun 1713
jiwa. Sedangkan umur yang lebih dari 65 tahun sebanyak 100 jiwa, jadi jumlah
angka tergantungan sebagai berikut.
x 100
x 100
x 100
= 61,00%
Berdasarkan dari
perhitungan angka ketergantungan. Jadi angka ketergantungan desa Bunut Hulu
berjumlah 61,0.
2. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin
x 100
Dari data diatas jumlah
penduduk Desa bunut hulu, penduduk laki-laki 1577 dan jumlah penduduk
perempuannya adalah 1278.
x 100
x 100
x 100
x 100
= 123,39%
Jadi sek ratio desa
bunut hulu berjumlah 123, 39%.
B.
Wilayah
Wilayah
dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi, pengertian permukaan
bumi menunjuk pada suatu tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan
vertikal. Wilayah sering dibedakan artinya dengan kata daerah atau kawasan.
Wilayah dapat diartikan sebagai satu kesatuan ruang yang mempunyai tempat
tertentu tanpa terlalu memperhatikan soal batas dan kondisinya. Atau juga
wilayah dapat diartikan, suatu areal yang memiliki karakteristik arela bisa
sangat kecil maupun sangat besar, suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan
satu atau beberapa karekteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief dipebatuan,
pola pertanian, tumbuhan alami, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
1.
Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan untuk lingkungan
permukaan bumi yang jelas batasannya.
2. Imanuel Kaant (1982) mengatakan wilayah
adalah sesuatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek
tertentu berbeda antara dua titik dalam garis lurus.
Berdasar
wilayah Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir terletak di bantaran sungai
kapuas dan di muara sungai Batang Bunut. Desa Bunut Hulu Kecamatan
Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, memiliki luas
wiayah 2.675 km2dengan memiliki batas wilyahnya, sebelah utara berbatasan
dengan desa Tanjung Kapuas, bagian selatannya berbatasan Desa Nanga Tuan,
bagian Timurnya berbatasan dengan Desa Nanga Siawan, dan bagian Baratnya
berbatasan dengan Desa bunut Tengah.
C. Tata Kehidupan
Tata
kehidupan masyarakat Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas
hulu dilihat dari data yang ada ,dilihat dari sumber daya manusinya sudah mulai
maju dalam penggunaan teknologi , tapi kebiasaan dan adat istiadat masih
melekat dalam mayarakat ini seperti hukum adat dan agama.
Didalam
bidang pendidikan sudah banyak masyarakat sekolahnya diatas sd bahakan ada yang
sudah selesai perguruan tinggi, namun yang masih kendala dalam masyarakat ini
yaitu tentang akses jalan yang belum memadai bahkn belum ada jalan penguhubung
yang bisa dilalui jalan darat semuannya masih menggunakan transportasi sungai.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Provinsi
Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota yaitu dua belas
kabupaten dan dua kota. Empat belas kabupaten/kota ini terbagi dalam 175
kecamatan yang seluruhnya terbagi lagi menjadi 1.894 desa/kelurahan.
Kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Sambas (19 kecamatan, 184 desa),
Kabupaten Bengkayang (17 kecamatan, 124 desa/kelurahan), Kab. Landak (13
kecamatan, 156 desa)
Kab.
Pontianak (9 kecamatan, 67 desa/kelurahan), Kab. Sanggau (15 kecamatan, 166
desa/kelurahan), Kab. Ketapang (20 kecamatan, 249 desa/kelurahan), Kab. Sintang
(14 kecamatan, 287 desa/kelurahan), Kab. Kapuas Hulu (25 kecamatan , 212
desa/kelurahan), Kab. Sekadau (7 kecamatan, 76 desa), Kab. Melawi (11
kecamatan, 169 desa), Kab. Kayong Utara (5 kecamatan, 43 desa), Kab. Kubu Raya
(9 kecamatan, 106 desa/kelurahan), ditambah Kota Pontianak (6 kecamatan, 29
kelurahan) dan Kota Singkawang (5 kecamatan, 26 kelurahan).
Berada
di ujung timur Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu terdapat
sebuah desa Swakarya yang terdapat di Kecamatan Bunut Hilir. Dengan pendapatan
perkapita setahun mencapai 50-100 juta pertahun. Berdasarkan unsur-unsurnya,
desa Bunut Hulu memiliki jumlah penduduk 2885 orang.
Desa
Bunut Hulu Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat, memiliki luas wiayah 2.675 km2 dengan memiliki batas wilyahnya,
sebelah utara berbatasan dengan desa Tanjung Kapuas, bagian selatannya
berbatasan Desa Nanga Tuan, bagian Timurnya berbatasan dengan Desa Nanga
Siawan, dan bagian Baratnya berbatasan dengan Desa bunut Tengah.Tata kehidupan
masyarat Desa Bunut Hulu sangat harmonis karena masih berpegang erat kepada
aturan atau norma-norma yang berlaku di kehidupan mereka, sehingga adat
istiadat atau kebiasaan sudah melekat erat di hati masyarakatnya sendiri.
Serta
sudah mulai berkembang dengan cara pola fikir yang mulai maju dengan penggunaan
teknologi dalam bidang pertanian dan perikanan serta sudah mampu mengelola alam
dengan baik. Pada tata kehidupan masyarakat sudah ada banguna yang berfungsi ,
berguna untuk masayarakat seoertisekolah, puskesmas dan sebagainya.
Dengan
bentuk topografi yang memiliki dataran rendah serta memiliki banyak sungai
sehinga kalimantan barat banyak memiliki desa-desa yang tergolong dalam desa
swakarya. Kabupaten kapuas hulu memiliki banyak desa yang masih tertinggal
yaitu Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut hilir, termaksud kedalam desa
swakarya .
B.
Saran
Dengan
bentuk topografi yang memiliki dataran rendah serta memiliki banyak sungai
sehinga kalimantan barat banyak memiliki desa-desa yang tergolong dalam desa
swakarya. Kabupaten kapuas hulu memiliki banyak desa yang masih tertinggal
yaitu Desa Bunut Hulu Kecamatan Bunut hilir, termaksud kedalam desa
swakarya .
Pemerintah
harus berperan penting dalam penanganan desa khusunya dalam pendanaan dan
pembangunan fasilitas. Terutama perangkat desa yang ada harus lebih sigap dan
bijaksana dalam pengelolaan potensi daerah tersebut dengan melihat keadaan
lingkungan yang bisa dikelola dengan baik untuk memnuhi kebutuhan mmasyarakat
dan pendapatn daearh tersebut.
Pembangunan
tidak akan berjalan dengan tanpa adanya dukungandari masyarakat sendiri dalam
pelaksanaanya meski peran pemerintah dalam desa sudah berjalan namun
masyarakatya tidak bisa melaksanakanya maka pembangunan daerah tersebut tidak
akan berkembangan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Dody S.
(2003) Perencanaan Pembangunan Partisipatif Kota Solo; Pendekatan
Pembangunan Nguwongke-Uwong. Solo: IPGI.
Alkadri dkk.
(1999) Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah. Jakarta: Direktorat Kebijaksanaan
Teknologi untuk Pengembangan Wilayah-BPPT.
Data BPS Provinsi
Kalimantan Barat tentang data desa Kalimantan Barat.
struktur sosial dan stratifikasi sosial
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja dibentuk
secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Walaupun
penggunaan istilah masyarakat sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu
dapat dianggap sebagai indikasi sebagai hakekat manusia yang senantiasa ingin
hidup bersama dengan orang lain. Istilah masyarakat juga tak luput dari
nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari
kebudayaan dan kepribadian. Istilah kemasyarakatan sering dikaitkan dengan
aspek-aspek kelembagaan masyarakat modern, seperti pemerintah, hukum dan
struktur sosial. Di dalam antropologi sosial, konsep struktur sosial sering kali
dipergunakan sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama dipergunakan
dalam analisa terhadapmasalah kekerabatan, lembaga politik dan lembaga hukum
dari masyarakat sederhana. Organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan
keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada
hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar
pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin
dilakukan secara organisatoris.
Sedangkan
Stratifikasi merupakan bentuk dari struktur social yang mana stratifikasi
merupakan karakteristik universal
masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi
sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas
berbagai peranan-peranan dan fungsi-fungsi berdasarkan pembedaan perorangan
karena dasar biologis ataupun adat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari struktur social dan stratifikasi social?
2. Apa
ciri-ciri dari struktur social dan stratifikasi social?
3. Apa
fungsi dari struktur social dan stratifikasi social?
4. Apa
saja bentuk dari struktur social dan stratifikasi social?
5. Bagaimana
proses terbentuknya stratifikasi social?
6. Apa
saja unsure yang terdapat dalam stratifikasi social?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari struktur social dan stratifikasi social
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari struktur social dan stratifikasi social
3. Untuk
mengetahui fungsi struktur social dan stratifikasi social
4. Untuk
mengetahui bentuk dari struktur social dan stratifikasi social
5. Untuk
mengetahui proses terbentuknya stratifikasi social
6. Untuk
mengetahui unsur yang terdapat dalam stratifikasi social
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
STRUKTUR SOSIAL
1.
Definisi Struktur Sosial
Struktur
sosial berasal dari bahasa latin “structum” yang berarti “menyusun”,
membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai istilah “konstruksi” yang
berarti “kerangka”. Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan
atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang
berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan
atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Struktur
sosial menurut George C. Homans,
struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku
sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Soerjono
Soekanto, struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial. Struktur
sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya
terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas
perangkat unsur-unsur sosal yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di
dalam masyarakat.
2.
Ciri Struktur
Sosial
1.
Bersifat
abstrak
Artinya tidak dapat dilihat dan tidak
dapat diraba. Struktur sosial merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang
tertinggi sampai tingkatan terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaana dan
pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
2.
Terdapat
dimensi vertikal dan horizontal
Struktur sosial pada dimensi vertikal
adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi
satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi
hingga struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial dimensi
horizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakteristik sama.
3.
Sebagai
landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
Proses sosial yang terjadi dalam suatu
struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
4.
Merupakan
bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat
Struktur sosial yang dimiliki suatu
masyarakat berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di
dalam masyarakat tersebut.
5.
Struktur sosial
selalu berkembang dan dapat berubah
Struktur sosial merupakan tahapan
perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu
struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan
dan perkembangan serta dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut
terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang
berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.
3.
Fungsi Struktur
Sosial
1. Fungsi
pembelajaran. Yaitu sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin ilmu sosial.
2. Sebagai
pengawas sosial. Yaitu sebagai pembatas agar setiap anggota masyarakat
berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat tersebut.
3. Fungsi
Identifikasi. Yaitu struktur sosial merupakan karakteristik yang khas yang
dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari
masyarakat yang lain.
4. Bentuk Struktur Sosial
1. Dilihat dari sifatnya
a. Struktur sosial
kaku
Merupakan
bentuk struktur sosial yang tidak dapat dirubah atau sekurang-kurangnya
masyarakat menghadapi kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status atau
kedudukannya. Contoh: sistem Kasta.
b. Struktur sosial luwes
Pada struktur
ini setiap anggota masyarakatnya bebas bergerak melakukan perubahan.
c. Struktur sosial formal
Merupakan
bentuk struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang.
d. Struktur sosial informal
Merupakan
struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan
hukum dan tidak diakui oleh pihak yang berwenang.
2. Dilihat dari identitas keanggotaan
masyarakatnya
a. Struktur sosial homogen
Pada struktur
sosial homogen memiliki latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota
masyarakatnya, seperti kesamaan ras, suku bangsa ataupun agama.
b. Struktur sosial heterogen
Struktur sosial
ini ditandai oleh keragaman identitas anggota masyarakatnya.
3. Dilihat dari ketidaksamaan sosial
a. Diferensiasi sosial
Merupakan
perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya
suatu tingkatan (hierarki).
b. Stratifikasi sosial
Merupakan
pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan
dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah.
B. STRATIFIKASI SOSIAL
1.
Definisi
Stratifikasi sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum atau strata
yang berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti
penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara
bertingkat-tingkat (hierarkies). Itulah sebabnya kita dapat mengenal
kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah.
Pada dasarnya stratifikasi sosial
atau pelapisan sosial terjadi karena adanya sesuatu yang dihormati dan dihargai
dalam kehidupan masyarakat. Pembagian beberapa kelas (kelas atas, kelas
menengah, kelas bawah) terjadi karena adanya ketimpangan dalam memberikan
penghargaan. Beberapa pengertian stratifikasi social menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut
Pitirim A. sorokin bahwa stratifikasi social adalah penggolongan atau pembedaan
masyarakat ke dalam kelas – kelas social yang tersusun secara bertingkat dari
tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi.
b. Menurut
Max Weber stratifikasi social adalah penggolongan orang - orang ke dalam lapisan – lapisan atau
hirarki menurut dimensi kekuasaan dan
prestise.
Dasar Stratifikasi Sosial
Indikasi yang dijadikan pedoman
untuk menempatkan masyarakat dalam sustu lapisan social berikut :
a. Kekayaan
b. Kekuasaan
c. Kepandaian
d. Kehormatan
2. Proses terbentuknya stratifikasi social
a. Lapisan social yang terjadi dengan
sendirinya
indikasi
yang dijadikan pedoman untuk menempatkan masyarakat dalam suatu lapisan social
berikut :
a)
kepandaian
b) tingkat usia
c) sifat keaslian keanggotaan
masyarakat
d) jenis kelamin
Stratifikasi yang terbentuk dengan
sendirinya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Stratifikasi terbentuk
sejalan dengan perkembangan masyarakat
b) Stratifikasi social terbentuk
di luar control dari masyarakat yang bersangkutan
c)
Stratifikasi social dengan kondisi
social budaya di wilayah yang bersangkutan
d) Kedudukan seseorang dalam sebuah kedudukan
social berlangsung sebagai secara otomatis.
b. Pelapisan social yang disusun dengan
disengaja
Stratifikasi ini di
buat untuk mengejar tujuan tertentu Mengenai
pelapisan sosial ini biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan yang resmi.
3. Unsur Stratifikasi Sosial
Peran adalah tugas yang harus
dijalankan sesuai dengan hak dan kewajiban dari statusnya. Sedangkan status
adalah kumpulan hak dan kewajiban. Status dapat di golongkan ke dalam beberapa
macam, menurut cara memperolehnya. Diantaranya :
a.
Ascribed Status adalah status yang
diperoleh sejak lahir ( warisan ).
b. Achieved Status
adalah status yang diperolah melalui usaha terlebih dahulu.
c.
Asigned Status adalah status
yang diperoleh dengan cara penghargaan dari Negara.
4. Sifat stratifikasi social
Sifat stratifikasi social
dibedakan menjadi 3 :
a. Stratifikasi social terbuka adalah sifat startifikasi
social yang banyak ditemui dalam masyarakat industri dan masyarakat modern yang
maju.
b. Stratifikasi social tertutup yaitu
stratifikasi social yang membatasi
anggota masyarakat untuk berrrmobilitas atau berpindah dari satu lapisan social
ke yang lain.
c. Stratifikasi social campuran
adalah kombinasi antara stratifikasi social tertutup dengan stratifikasi social
terbuka.
5. Ciri
Stratifikasi sosial
Adapun
cirri-ciri stratifikasi social antara lain :
1.Perbedaan Kemampuan Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih
tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya
2.Perbedaan Gaya Hidup
Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah,
seleramakanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni,
cara berbicara, tata kramapergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain.
3.Perbedaan
Hak dan Perolehan Sumber DayaHak adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau
dinikmati sehubungan dengankedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah
segala sesuatu yangbermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang.
Semakin tinggi kelas sosialseseorang maka hak yang diperolehnya semakin
besar, termasuk kemampuanuntuk memperoleh sumber daya.
6. Fungsi Stratifikasi Sosial
1.
Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat kekayaan, wewenang pada jabatan
2.
Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat
menyangkut prestise dan penghargaan
3.
Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan
4.
Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku,
cara berpakaian dan bentuk rumah
5.
Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan
6.
Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat
yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan
dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosal yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
Ciri Struktur
Sosial Bersifat abstrak, Terdapat dimensi vertikal
dan horizontal, Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, Merupakan
bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat, Struktur
sosial selalu berkembang dan dapat berubah. Fungsi Struktur Sosial Fungsi pembelajaran, Sebagai pengawas
sosial, Fungsi Identifikasi.
Bentuk Struktur
Sosial
1. Dilihat dari sifatnya
a. Struktur sosial
kaku
b. Struktur sosial luwes
c. Struktur sosial formal
d. Struktur sosial informal
2. Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakatnya
a. Struktur sosial homogen
b. Struktur sosial heterogen
3. Dilihat dari ketidaksamaan sosial
a. Diferensiasi sosial
b. Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial atau pelapisan
sosial berarti penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok
tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarkies). Itulah sebabnya kita dapat
mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas
menengah, dan kelas bawah.
Proses terbentuknya stratifikasi
social
c. Lapisan social yang terjadi dengan
sendirinya
d. Pelapisan social yang disusun dengan
disengaja
Unsur Stratifikasi Sosial
Status dapat di golongkan ke dalam
beberapa macam, menurut cara memperolehnya. Diantaranya :
a.
Ascribed Status adalah status yang
diperoleh sejak lahir ( warisan ).
b. Achieved Status
adalah status yang diperolah melalui usaha terlebih dahulu.
c.
Asigned Status adalah status
yang diperoleh dengan cara penghargaan dari Negara.
Sifat
stratifikasi social
Sifat stratifikasi social dibedakan
menjadi 3 :
a. Stratifikasi social terbuka
adalah sifat startifikasi social yang banyak ditemui dalam masyarakat industri
dan masyarakat modern yang maju.
b. Stratifikasi social tertutup
yaitu stratifikasi social yang membatasi
anggota masyarakat untuk berrrmobilitas atau berpindah dari satu lapisan social
ke yang lain.
c.Stratifikasi social campuran adalah
kombinasi antara stratifikasi social tertutup dengan stratifikasi social
terbuka.
Ciri Stratifikasi sosial
Adapun
cirri-ciri stratifikasi social antara lain :
1.Perbedaan Kemampuan Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih
tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya
2.Perbedaan Gaya Hidup
Gaya hidup
3.Perbedaan
Hak dan Perolehan Sumber Daya Hak
Fungsi Stratifikasi Sosial
1.
Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif
2.
Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat
menyangkut prestise dan penghargaan
3.
Kriteria sistem pertentangan,
4.
Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, 5. Tingkat mudah
tidaknya bertukar kedudukan
6.
Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmansyah, dkk. 1986. Ilmu
Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.
Lawang, Robert M. Z. 1994. Pengantar
Sosiologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mannheim, Karl. 1986. Sosiologi
Sistematis. Jakarta: Bina Aksara.
Mitchel, Dutcan (alih bahasa: Sahat
Simamora), 1984. Sosiologi. Jakarta: Bina Aksara.
Mawardi dan Nur Hidayati. 2000. IAD,
ISD, dan IBD. Bandung: Pustaka Setia.
Soelaeman, M. Munandar. 2006. Ilmu
Sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Saptono, dan Bambang Suteng
Sulasmono. 2007. Sosiologi. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama.
Setiadi, Elly M dan Kolip Usman.
2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta; Kencana.
Suharto. 1986. Stratifikasi Sosial. Yogyakarta; Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Suharto. 1986. Stratifikasi Sosial. Yogyakarta; Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Salim, Agus. 2006. Stratifikasi
Etnik. Semarang; FIP UNNES dan Tiara Wacana.
Soekanto Soerjono. 1990. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sorokin, Pitirim. A. 1959. “Social
and Cultural Mobility” dalam Sosiologi Suatu Pengantar,
Editor : Soerjono Soekanto, Jakarta : Rajawali Pers
Langganan:
Postingan (Atom)